Badai Besar Di Planet Jupiter


Jupiter, planet terbesar dalam Tata Surya, memiliki ‘bintik merah’ yang cukup terkenal. Bintik tersebut nyatanya adalah sebuah badai.

Badai tersebut jauh lebih besar dari ukuran Bumi. Bahkan, badai yang dikenal dengan sebutan Great Red Spot (GRS) bisa menelan 3 Bumi sekaligus.

Badai ini diperkirakan sudah berputar di selatan khatulistiwa Jupiter sejak 400 tahun lalu. Sebagai perbandingan, Badai John--badai terbesar yang pernah terjadi di Bumi--hanya berlangsung selama 31 hari.

Meski beberapa meragukan, dalam catatan sejarah, badai di Jupiter ini sudah diamati oleh seorang astronom bernama Robert Hooke pada 1664. Glenn Orton, pemimpin misi Wahana Ruang Angkasa Juno--yang mengamati Jupiter pada 2017 lalu--mengatakan bahwa adanya dua aliran gas yang berlawanan arah menjadi sebab utama mengapa Badai Jupiter bisa berlangsung lama dan stabil.

Dalam pengukuran yang akurat, badai ini memiliki kecepatan sekitar 650 kilometer per jam. Jauh lebih besar dari badai kategori 4 yang hanya mencapai 250 kilometer per jam. Untuk badai kategori 4 saja, sudah cukup untuk meluluhlantakkan sebuah kota.

Pada era 1800-an, astronom juga sudah mengukur besar sesungguhnya badai tersebut. Saat itu, hasilnya jauh lebih mencengangkan dari perkiraan. Bayangkan, lebar sekitar 40.000 kilometer dan tinggi 14.000 kilometer. Hampir dua kali tinggi Gunung Everest!


Badai Di Jupiter


Lingkaran agak kemerahan itu pada gambar merupakan badai yang tertangkap teleskop NASA. badai ini terlihat menyusut setiap tahun. Hal ini menggugurkan anggapan bahwa badai tersebut mungkin saja abadi.

Ketika Voyager melintas di atas Jupiter pada 1970-an, diketahui bahwa badai tersebut sudah cukup menyusut drastis. Saat itu, lebarnya hanya sekitar 23.000 kilometer. Hal yang sama terjadi pada 1995, ketika Teleskop Antariksa Hubble mengamati Jupiter dan mendapati bahwa badai tersebut menyusut menjadi 21.000 kilometer. Pada 2009, kembali menyusut menjadi 18.000 kilometer. Sekitar 3 tahun lalu, badai ini diketahui hanya memiliki lebar 16.500 kilometer. Meski ‘hanya’ segitu dari ukuran badai awalnya, dengan diameter Bumi yang 12.742 kilometer, badai tersebut masih cukup untuk menelan Bumi bulat-bulat.

Great Red Spot kini tengah memasuki fase “sekarat” sebelum akhirnya nanti “mati”. Dengan perkiraan penyusutan 930 kilometer per tahun, dalam satu atau dua dekade lagi bintik merah di Jupiter tidak lagi menjadi bintik raksasa. Dan pada akhirnya, berubah menjadi ‘bintik kenangan’.
Berdasarkan pengamatan luar saja, penyusutan badai tersebut sudah semakin jelas. Badai yang awalnya berbentuk oval tersebut kini menjadi melingkar. Sementara warnanya yang awalnya merah, kini mulai berubah menjadi putih kecokelatan.

Comments